Mempertanyakan Sejarah Masuknya Islam di Indonesia (5-habis)
REPUBLIKA.CO.ID, Sejarawan dari Universitas Indonesia, Anhar Gonggong, dan Susanto Zuhdi, guru besar ilmu sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya dari UI, mengakui bahwa selama ini memang ada perdebatan soal sejarah masuknya Islam di Indonesia.
Menurut keduanya, perbedaan itu terjadi karena cara melihat awal mula dan gerakan Islam di Indonesia.
Sementara itu, Buya Hamka dalam sebuah seminar di tahun 1961 pernah mengungkapkan bahwa sesungguhnya awal Islam masuk ke Indonesia itu pada abad ke-7 M yang dibawa oleh orang-orang dari Makkah (Arab). Sedangkan perkembangan politik Islam semakin kuat pada abad ke-13 dan ke-14.
Selain perdebatan mengenai sejarah masuknya Islam tersebut, perbincangan lainnya adalah wilayah (daerah) yang pertama kali menerima Islam. Beberapa pengamat sepakat menyebut wilayah Sumatera sebagai daerah pertama masuknya Islam.
Kerajaan Samudera Pasai menjadi kerajaan Islam pertama yang dikenal dalam sejarah. Namun, ada pendapat lain dari Prof Ali Hasjmy dalam makalahnya pada “Seminar Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh” yang digelar pada 1978. Menurut Ali Hasjmy, kerajaan Islam pertama adalah Kerajaan Perlak.
Dari wilayah Sumatera inilah, Islam kemudian menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, terutama pula Jawa. Prof Hamka dalam Sejarah Umat Islam, mengungkapkan, pada tahun 674 sampai 675 Masehi duta dari orang-orang Ta Shih (Arab) untuk Cina yang tak lain adalah sahabat Rasulullah sendiri, yakni Muawiyah bin Abu Sofyan.
Diam-diam, Muawiyah meneruskan perjalanan hingga ke Pulau Jawa. Muawiyah yang juga pendiri Daulah Umayyah ini menyamar sebagai pedagang dan menyelidiki kondisi tanah Jawa kala itu. Ekspedisi ini mendatangi Kerajaan Kalingga dan melakukan pengamatan. Berdasarkan kondisi ini, Islam merambah tanah Jawa, juga pada abad awal Hijriah.
Pernyataan Buya Hamka, Alwi Shihab, Crawfurd, Niemann, de Holander, dan Fazlur Rahman, tampaknya kini semakin kuat dengan adanya temuan arkeologi atau harta karun di peraian Cirebon ini.
Jika ini terbukti kebenarannya, tentunya akan ada revisi sejarah bangsa Indonesia, terutama dalam hal masuknya Islam ke Indonesia. Karena itu, diperlukan sebuah kepastian tentang hal ini oleh sejumlah instansi terkait untuk menguak dan membuktikan kebenaran sejarah masuknya Islam di Indonesia. Wallahua’lam.
Menurut keduanya, perbedaan itu terjadi karena cara melihat awal mula dan gerakan Islam di Indonesia.
Sementara itu, Buya Hamka dalam sebuah seminar di tahun 1961 pernah mengungkapkan bahwa sesungguhnya awal Islam masuk ke Indonesia itu pada abad ke-7 M yang dibawa oleh orang-orang dari Makkah (Arab). Sedangkan perkembangan politik Islam semakin kuat pada abad ke-13 dan ke-14.
Selain perdebatan mengenai sejarah masuknya Islam tersebut, perbincangan lainnya adalah wilayah (daerah) yang pertama kali menerima Islam. Beberapa pengamat sepakat menyebut wilayah Sumatera sebagai daerah pertama masuknya Islam.
Kerajaan Samudera Pasai menjadi kerajaan Islam pertama yang dikenal dalam sejarah. Namun, ada pendapat lain dari Prof Ali Hasjmy dalam makalahnya pada “Seminar Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh” yang digelar pada 1978. Menurut Ali Hasjmy, kerajaan Islam pertama adalah Kerajaan Perlak.
Dari wilayah Sumatera inilah, Islam kemudian menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, terutama pula Jawa. Prof Hamka dalam Sejarah Umat Islam, mengungkapkan, pada tahun 674 sampai 675 Masehi duta dari orang-orang Ta Shih (Arab) untuk Cina yang tak lain adalah sahabat Rasulullah sendiri, yakni Muawiyah bin Abu Sofyan.
Diam-diam, Muawiyah meneruskan perjalanan hingga ke Pulau Jawa. Muawiyah yang juga pendiri Daulah Umayyah ini menyamar sebagai pedagang dan menyelidiki kondisi tanah Jawa kala itu. Ekspedisi ini mendatangi Kerajaan Kalingga dan melakukan pengamatan. Berdasarkan kondisi ini, Islam merambah tanah Jawa, juga pada abad awal Hijriah.
Pernyataan Buya Hamka, Alwi Shihab, Crawfurd, Niemann, de Holander, dan Fazlur Rahman, tampaknya kini semakin kuat dengan adanya temuan arkeologi atau harta karun di peraian Cirebon ini.
Jika ini terbukti kebenarannya, tentunya akan ada revisi sejarah bangsa Indonesia, terutama dalam hal masuknya Islam ke Indonesia. Karena itu, diperlukan sebuah kepastian tentang hal ini oleh sejumlah instansi terkait untuk menguak dan membuktikan kebenaran sejarah masuknya Islam di Indonesia. Wallahua’lam.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda