WELCOME TO !TEKNOLOGI DAN INFORMASI

Kamis, 15 Februari 2018

Soal Materi Uang dan Perbankan Kelas X

PILIHLAH JAWABAN YANG PALING BENAR!

1. Pada masyarakat sederhana, pemenuhan kebutuhan dilakukan dengan sistem …
a. barter
b. uang
c. barang
d. logam
e. kertas
2. Salah satu syarat dalam sistem barter, yaitu …
a. kebutuhan yang sama
b. kesamaan pendapatan
c. rasa saling membutuhkan pada barang yang ditukarkan
d. rasa ketergantungan
e. rasa saling membutuhkan
3. Nilai yang tertulis pada setiap mata uang disebut nilai …
a. intrisik b. nominal c. tukar d. uang e. riil
4. Jenis uang yang beredar dalam masyarakat dan berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah menurut UU dinamakan …
a. uang giral
b. uang kertas
c. uang logam
d. uang emas
e. uang kepercayaan
5. Yang bukan tugas Bank Sentral adalah …
a. melaksanakan kebijakan moneter
b. menjaga kestabilan rupiah
c. mengawasi Bank
d. menjaga kelancaran sistem pemmbayaran
e. penyediakan dana terakhir Baank umum
6. Pelayanan Bank dalam pengiriman uang kepada pihak lain disebut …
a. diskonto b. ATM c. Transfer d. inkaso e. wesel
7. Kestabilan nilai uang dapat ditetapkan dengan cara menetapkan tingkat bunga pinjaman melalui kebijakan …
a. pasar terbuka
b. cash ratio
c. kredit selektif
d. diskonto
e. suku bunga
8. Jika pemerintah membeli surat-surat berharga, berarti perekonomian sedang mengalami …
a. depresi b. inflasi c. devaluasi e. deflasi e. revaluasi
9. Jika jumlah uang beredar dimasyarakat meningkat maka akan terjadi …
a. devaluasi b. inflasi c. resesi d. depresi e. deflasi
10. Yang bukan instrumen kebijakan moneter adalah …
a. operasi paasar terbuka
b. diskonto
c. cadangan minimum
d. pembujukan moral
e. cadangan kas
11. Berdasarkan lembaga yang mengeluarkannya, uang dapat dibagi menjadi …
a. uang bernilai penuh dan tidak bernilai
b. uang rupiah dan uang dollar
c. uang intern dan uang ekstern
d. uang kartal dan uang giral
e. uang domestik dan uang luar negeri
12. Jumlah uang yang ingin dipegang oleh masyarakat dan perusahaan secara keseluruhan disebut …
a. penawaran uang
b. permintaan uang
c. penciptaan uang
d. jumlah uang yang dipegang
e. jumlah uang yang beredar
13. Teori permintaan yang dikenal dengan prefensi likuidasi atau hasrat menahan uang tunai dikemukakan oleh …
a. Adam Smith
b. David Ricardo
c. John. M. Keynes
d. Karl Max
e. Irving Fisher
14. Motif menyimpan uang untuk kegiatan berjaga-jaga disebut …
a. transaction motive
b. precautionary motive
c. speculative motive
d. stationary motive
e. ekstern money
15. Milton Friedman mengemukakan bahwa salaah satu faktor yang mempengaruhi permintaan uang adalah …
a. motif transaksi
b. struktur ekonomi masyarakat
c. pendapatan perkapita penduduk
d. motif spekulasi
e. tingkat suku bunga dan saham
16. Fungsi utama Bank Sentral secara umum adalah …
a. mengawasi penambahan dan pengurangan jumlah uang yang beredar
b. meningkatkan penawaran uang
c. mengendalikan permintaan dan suku bunga
d. memberikan pinjaman pada masyarakat
e. membantu pemerintah di bidang keuangan
17. UU yang mengatur tentang Bank Indonesia adalah …
a. UU no 23 tahun 1999
b. UU no 10 tahun 1999
c. UU no 7 tahun 1999
d. UU no 7 tahun 1998
e. UU no 22 tahun 1998
18. Indonesia memproduksi mobil dalam setahun menghasilkan 1.000 unit dengan harga perunit Rp. 120.000.000 sedangkan volensitas uang 15 kali dalam setahun. Berapakan jumlah uang yang dibutuhkan …
a. 70 b. 80 c. 60 d. 50 e. 40
19. Penawaran uang dalam arti sempit terdiri dari …
a. tabungan dan deposito
b. uang kartal
c. uang giral
d. uang ketas dan uang logam
e. uang kartal dan uang giral
20. Mengapa Bank mencetak uang logam yang nilai intrisiknya lebih mahal dari uang kertas …
a. agar menarik
b. mengikuti perkembangan jaman
c. perputaran uang di Indonesia sangat cepat
d. penyeimbang uang kertas
e. pilihan masyarakat

Kunci Jawaban 


1.2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
ac
b
b
e
c
c
b
b
d
11.12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
db
c
b
a
a
c
b
e
c

UANG DAN BANK

Uang dan Bank

A. Uang
Dalam ilmu ekonomi tradisional, uang didefinisikan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar dapat berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Sebelum uang diciptakan, masyarakat pada zaman dahulu melakukan perdagangan dengan cara barter. Barter merupakan pertukaran barang dengan barang.
1. Sejarah Uang
Pada lingkungan masyarakat yang masih sederhana pemenuhan kebutuhan hidup dilakukan dengan jalan tukar-menukar barang yang diinginkan dengan barang lain yang disebut barter atau dikenal dengan istilah innatura. Pertukaran innatura ini bisa terjadi apabila terdapat dua orang saling membutuhkan barang yang dipertukarkan dan memiliki kebutuhan yang harus bersifat timbal balik. Namun, sesuai dengan makin berkembangnya kebudayaan manusia, sistem barter ini mengalami kesulitan yaitu sebagai berikut :
a. Kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang dingginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya
b. Kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya.
c. Kesulitan karena barang yang akan dipertukarkan tidak bisa dibagi-bagi
Bahan yang memnuhi syarat-syarat uang adalah emas dan perak. Uang terbuat dari emas dan perak disebut dengan uang logam (metalic money). Uang logam emas dan perak juga disebut full bodied money, artinya nilai intrinsik (nilai bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Uang yang terbuat dari logam mulia seperti emas dan perak karena dijamin penuh dengan body-nya disebut juga uang standar. Pada saat itu, setiap orang menempa, melebur. Menjual dan memakainya dan setiap orang mempunyai hak tidak terbatas dalam penyimpanan uang logam.
Uang adalah suatu benda yang diterima secara umum sebagai alat perantara untuk mempermudah tukar menukar dalam kehidupan ekonomi masyaratkat.
Berdasarkan definisi tersebut, maka uang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Disenangi dan dapat diterima secara umum
b. Tahan lama dan tidak mudah rusak
c. Nilainya tetap dalam jangka waktu yang lama
d. Mudah disimpan dan mudah dipindahkan atau di bawa kemana-mana tanpa kesulitan
e. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai
f. Memiliki satu kualitas saja
g. Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan
2. Fungsi Uang
Secara umum yang memiliki fungsi sebagai pernatara untuk pertukaran barang dengan barang, juga untuk menghindarkan perdagangan cara barter. Pada dasarnya fungsi uang mencakup tiga fungsi, yaitu sebagai berikut :
a. Alat tukar
  1. Tahan lama
  2.  Diterima tanpa keraguan
  3. Ringan dan mudah dibawa
  4. Nominalnya harus dapat dipecah-pecah
  5. Tidak mudah dipalsukan
b. Satuan hitung
Sebagai satuan hitung untuk mempermudah masyarakat untuk menghitung nilai satu barang dalam mata uang. Tanpa adanya fungsi satuan hitung, kita akan sulit membandingkan harga barang satu dengan yang lainnya. Dengan skala yang lebih luaws, tanpa adanya uang sebagai satuan hitung, orang akan kesulian membandingkan harga satu rumah dengan rumah yang lain, dan lain sebagainya.
c. Alat penimbun kekayaan
Uang juga merupakan penimbun kekayaan. Banyak orang yang menyimpan sebagian kekayaannya dalam bentuk uang yang disimpan di rumah untuk atau dibank dalam bentuk tabungan tau deposito.
B. Sejarah Bank dan Pengertian Bank
1. Sejarah Bank
Kata bank berasal dari bahasa Itala, yaitu banco. Banco pada masa lalu berarti bangku atau meja. Meja dalam sejarah bank pertama kali digunakan sebagai temapt menukar uang. Karena itu bank pertama kalinya adalah tempat pertukaran uang. Pada tahapan berikutnya, fungsi bank diperankan oleh para “pandai besi” (goldsmith) yang menyediakan jasa penyimpan uang emas dan perak untuk menghindari pencurian. Untuk membuktikan bahwa seseorang telah menitipkan uang, dia diberi selembar kertas yang lebih populer dengan nama goldsmith notes. Goldsmith notes dapat disamakan dengan uang giral dewasa ini. Dengan lembar kertas itu, transaksi jual beli uang emas bisa dilakukan dengan mudah oleh glodsmith dan penyimpan uang.
2. Pengertian Bank
Prof. G.M. Verryn Stuart dalam bukunya yang berjudul Bank Politic, memberi pengertian bahwa bank adalah suatu badan usaha yang bertujuan untuk memberi kredit, baik dengan uang sendiri maupun yang dipinjam dari orang lain, dan mengedarkan alat penukar berupa uang kertas dan uang giral.
3. Jenis Bank
Bank dapat kita kelompokkan atas jenis kegiatannya, bentuk badan hukum, dan kepemilikan.
a. Pembagian bank menurut jenis kegiatannya
  1. Bank sentral/Bank Indonesia.
  • Pengertian bank Indonesia
UU no. 23 Tahun 1999 tentang bank Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan UU no 3 Tahun 2004, bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas di atur dalam undang-undang ini (pasal 4 ayat 2).
  • Tujuan bank Indonesia
Tujuan bank Indonesia di tetapkan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah yang dimaksudkan adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa terhadap mata uang negara lain.
  • Tugas/peran bank Indonesia
Tugas pokok bank Indonesia sebagai berikut.
(1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
Sebagai otoriter moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan pada sasran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka pendek, menengah maupun panjang. Implementasi kebijakan moneter ini dilakukan dengan menetapkan sasaran operasional, ayitu uang primer base money. Untuk melaksanakan tugas di bidang moneter, bank Indonesia memiliki alat-alat canggih yang dikenak\l dengan piranti moneter. Piranti tersebut adalah operasi pasr terbuka, penentu tingkt diskonto dan penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan reserve requirement.
Berkaitan dengan perannya di bidang moneter ini, Bank Indonesia juga menentukan kebijakan nilai tukar, mengelola cadangan devisa, dan berperan sebagai lender of the lats resort.
(2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Selain tugasnya di bidang moneter dan perbankan, tugas lain Bank Indonesia yang tidak kalah pentingnya adalah mengatur dan menyelenggarakan sistem pembayaran antara lain, dengan jalan memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran giral dan menyelenggarakan kliring antar bank. Sistem pembayaran tunai menyangkut pencekakan dan peredaran uang agar jumlah denominasi, kelayakan, maupun keamanan uang sebagai alat pembayaran yang sah dpat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan pembagian aktifitas ekonomi.
Sementara sistem pembayaran nontunai menyangkut peredaran uang yang pada umumnya dalam bentuk giral dan produk-produk perbankan lainnya, baik melalui proses kliring antar bank maupun memakai alat kredit.
Program pengembangan sistem pembayaran nasional yang telah dikembangkan antara lain sistem klering elektronik Jakarta (SKEJ), penetapan kliring Tto, bank Indonesia layanan Informasi dan transaksi antar bank secara elektronik (BI-Line), Sistem Real Time Gross Settlement (RTGS) dan sistem trasnfer dalam US$.
(3) Mengatur dan mengawasi bank
Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi bank, BI menetapkan peraturan memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank dan dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dn mencabut ijin usaha bank, BI juga dapat memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, serta memberikan ijin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
Di bidang pengawasan, BI melakukan pengawasan langsing on site supervision maupun tidak langsung, pengawasan langsung bik dilakukan dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan evaluasi terhadap laporan-laporan yang disampaikan oleh bank.
2) Bank umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha seperti menghimpun dana dan memberikan pinjaman serta jasa lalulintas pembayaran dalam bidang keuangan kepada masyarakat. Usaha dan fungsi bank umum meliputi hal-hal berikut.
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan lainnya.
b) Memberikan kredit dan menerbitkan surat pengakuan utang.
c) Membeli, menjual , atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya, terdapat hal-hal berikut.
(1) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak boleh lebih lama dari kebiasaan dalm perdagangan surat-surat yang dimaksud.
(2) Surat pengakuan utang dan kertas dgang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat yang dimaksud.
(3) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
(4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan obligasi.
(5) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun.
d) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah.
e) Menempatkan dan meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan sarana komunikasi seperti surat maupun dengan wesel, cek atau sarana lainnya.
f) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga.
g) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
h) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.
i) Melakukan penempatan dana kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
j) Membeli melalui pelelangan agunan, baik semua atau sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada nbank dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
k) Menyediakan pembayaran dan melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang sesuai dengan undang-undang dan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
3) Bank syari’ah
Bank syariah adalah bank yang dikelola dengan prinsip Islam yang mengharamkan memungut bunga dari suatu transaksi ekonomi. Bank syariah memperoleh penerimaan melalui cara-cara yang dibenarkan ileh syariat Islam. Pada hakikatnya cara-cara tersebut mirip dengan mekanisme jual beli pada umumnya. Namun semua aktifitas ekonomi yang dibenarkan oleh syariat Islam adalah yang memenuhi beberapa hal berikut.
a) Bersifat produktif
Prinsip yng utama dari ekonomi Islam adalah fokus pada kegiatan ekonomi riil.
Artinya, ekonomi Islam memandang bahwa semua aktifitas ekonomi harus produktif. Inilah sebabnya mengapa bunga yang merupakan pendapatan tak produktif (imbalan atas ,odal, bukan dari penggunaan modal) tidak diperbolehkan dalam perbankan syariah.
b) Tidak eksploitatif
Artinya kegiatan ekonomi tidak boleh ditujukan demi keuntungan satu pihak dan mengirbankan pihak lain. Kedua belah pihak harus sama-sama diuntungkan. Hak kepemilikan adalah menurut azas kemanfaatan, bukan penguasaan.
c) Berkeadilan
Dalam prinsip keadilan, tidak boleh ada transaksi ekonomi yang merugikan pihak-pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung.
d) Tidak bersifat spekulatif
Dalam prinsip syariah, spekulasi dianggap sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat atau mubazir. Spekulasi dianggap sebagai perjudian dan mengakibatkan orang yang melakukannya terancam kemiskinan. Uang atau barang yang dispekulasikan pun menjadi tidak produktif dan bermanfaat.
e) Anti riba
Masih banyak perdebatan apakah bunga termasuk ke dalam riba yang diharamkan oleh syariat Islam. Akan tetapi Majelis Ulama Indonesia dalam fatwa terakhirnya telah memutuskan bahwa bunga bank termasuk riba. Riba sebenarnya adalah tambahan yang ditetapkan dalam perjanjian atas suatu barang yang dipinjam, ketika barang tersebut dikembalikan.
4) Bank perkreditan rakyat
Bank Perkreditan rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya dan memberikan pinjaman pad masyarakat.
a) Usaha
(1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
(2) Memberikan kredit.
(3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
(4) Menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.
b) Larangan
BPR dilarang karena berikut:
(1) Menerima soimpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalulintas pembayaran.
(2) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
(3) Melakukan penyertaan modal.
(4) Melakukan usaha perasuransian.
(5) Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha yang telah ditentukan.
c) Izin usaha
BPR izinnya dizinkan oleh menteri keuangan setelah mendengar pertimbangan bank Indonesia.
d) Sasaran
Sasaran layanan BPR adalah kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil, pegawai dan pensiunan.
e) Fungsi
Selain sebagian penghinmpunan dan penyalur dana masyarakat, BPR juga membantu petanii dari lintah darat.
b. Pembagian bank menurut badan hukum
Menurut badan hukum, bank dibedkn menjadi bank yang berbadan hukum perseroan terbatas (PT), Firma, koperasi dan perusahaan perorangan.
c. Pembagian bank menurut kepemilikan
Berdasarkan faktor kepemilikan, bank dibedakan atas bank pemerintah, bank swasta, bank campuran, bank milik pemerintah daerah dan bank syariah.
1) Bank pemerintah adalah bank yang modalnya berasal dari pemerintah dan bertugas meningkatkan kesejahteraaan masyarakat. Contoh: BTN.
2) Bank swasta adalah bank yang pemilik modalnya dimiliki oleh pihak swasta. Umumnya bank tersebut bertujuan mencari laba. Contoh: Bank Mega, Bank Niaga, dan Bank NISP.
3) Bank campuran adalah bank yang sebagian modalnya dimiliki pemerintah dan sebagian lainnya dimiliki swasta. Contohnya: Bank DKI, BPD Sumbar (Bank Nagari) dan BPD Jawa Barat (Bank Jabar).
d. Produk perbankan
1) Kredit pasif
Kredit pasif yaitu cara-cara bank menghimpun dana dari masyarakat.
a) Giro adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya hanya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek bilyet giro.
b) Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannnya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu.
c) Deposito on call adalah simpanan yang tetap berada di bank selama deposan tidak membutuhkannya. Jika ingin mengambil simpanan, deposan lebih dahulu memberitahukan kepada bank.
d) Deposito automatic roll over adalah deposit yang jatuh tempo tetapi belum ditarik oleh deposan dan bunganya langsung diperhitungkan secara otomatis.
2) Kredit aktif
Kredit aktif yaitu cara bank menyalurkan dana ke masyarakat.
Kredit Rekening Koran (RIK) adalah bank memberi jaminan kepada nasabah yang dapat diambil sebagian sesuai kebutuhan.
Kredit reimburse (letter of credit L/C) adalah pinjaman kepada nasabah yang dapat diberikan kepada nasabah dengan mengeluarkan wesel. Wesel tersebut dapat diperdagangkan setelah di akseptasi.
Kredit dokumenter adalah pinajaman yang diberikan kepada nasabah setelah nasabah menyerahkan dokumen pengiriman barang yang telah disetujui oleh kapten kapal.
Kredit dengan jaminan surat-surat berharga, yaitu pinjaman yang diberikan kepada nasabah untuk membeli surat-surat berharga dan sekaligus surat-surat berharga tersebut sebagai jaminannya.
C. Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan berasal dari kata bijak di tambah imbuhan ke-an. Bijak artinya pandai, mahir atau selalu menggunakan akal budi. Sedang kebijakan artinya kepandaian atau kemahiran. Moneter artinya keuangan atau mengenali keuangan. Jadi menurut arti katanya kebijakan moneter adalah kepandaian mengenai keuangan.
Kebijakan moneter adalah langkah-langkah yang diambil oleh penguasa moneter (bank Central atau bank Indonesia) untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar atau daya beli uang. Caranya adalah dengan menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter, seperti operasi pasar terbuka, kebijakan diskonto, rasio cadangan minimum, batas maksimum pemberian kredit dan moral suasion.
Melalui instrumen-instrumen tersebut akan terjadi perubahan jumlah uang yang beredar. Perubahan jumlah uang ini pada akhirnya akan memengaruhi kestabilan moneter agar lebih kondusif pertumbuhan ekonomi masyarakat. Keberhasilan kebijakan moneter biasanya diukur dari peningkatan kesempatan kerja, perbaikan neraca pembayaran dan perbaikan kualitas kerja.
1. Tujuan Kebijakan Moneter
Secara garis besar, tujuan kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ekonomi yang ditandai dengn bergairahnya dunia usaha dan meningkatnya kesempatan kerja. Jika dirinci tujuan kebijakan moneter adalah sebagai berikut.
a. Menjaga stabilitas ekonomi
Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan perekonomian yang berjalan sesuai dengan harapan, terkendali dan berkesinambungan. Artinya pertumbuhan arus uang yang beredar seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
b. Menjaga stabilitas harga
Kebijakan moneter selalu dihubungkan dengan jumlah uang beredar dan jumlah barang jasa. Interaksi jumlah uang beredar dengan jumlah barang dan jasa akan menghasilkan harga. Adakalnya harga itu naik atau turun tidak beraturan, sehingga perubahan harga dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Kalau harga cenderung naik terus menerus maka orang akan membelanjkan seluruh uangnya yang justru mengakibatkan gejala ekonomi yang disebut inflasi.
c. Meningkatkan kesempatan kerja
Jika junlah uang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa maka perekonomian akan stabil. Pada keadaan ekonomi stabil, pengusaha akan mengadakan investasi. Investasi akan memungkinkan adanya lapangan pekerjaan baru. Adanya lapangan pekerjaaan baru atau perluasan usaha berarti meningkatkan kesempatan kerja.
d. Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
Kebijakan moneter dapat memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Jika negara mendevaluasi mata uang rupiah ke mata uang asing, maka harga-harga barang ekspor akan menjadi lebih murah sehingga memperkuat daya saing dan meningkatkan jumlah ekspor. Peningkatan jumlah ekspor akan memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
B. Jenis dan Instrumen Kebijakan Moneter
Ada dua jenis kebijakan moneter, yaitu tight money policy dan easy money policy.
1. Tight Money Policy (kebijakan uang ketat) adalah kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan menaikkan suku bunga , menjyal SBI, menaikan cadangan kas, dan membatasi pemberian kredit.
2. Easy Money Policy (kebijakan uang longgar) adalah kebijakan yang diambil bank sentral untuk menambah jumlah uang beredar. Kebikjakan uang longgar ini dapat berupa penurunan tingkat suku bunga (kebijakan diskonto), penurunan cadangan kas (kebijakan cash ratio), dan kelonggaran pemberian kredit.

materi sinom,wayang,jajanan tradisional , pranata acara , aksara jawa

1.Tembang macapat sinom

1.pengertian
Sekar macapat sinom yaiku salah sawijining sekar macapat kang baiase manggoni urutanke-3 ing macapat.
Sinom  iku ateges kanoman
, minangka kalodhangan sing paling wigati kanggoné wonganom supaya bisa ngangsu kawruh sak akèh-akèhé.
2.watake tembang sinom
Sekar macapat sinom iku watake :-
 canthas,-
 trengginas,-
 lincah, lan-
 grapyak.
3.gambaran tembang sinom
Tembang sinom mathuk kanggo nggambarake kahanan gerak sing ngetokake keprigelan(Haryatmo dkk, 2003:14).Secara garis besar, sekar macapat sinom iku nggambarake menungsa kang nduweni sipatkang isih enom. Kaya dene bocah cilik kang lagi ngerti ndonya
4.guru gatra , guru wilangan , guru lagu tembang sinom
-Guru gatra : cacahe gatra(baris) saben sak pada (bait ).-
-Guru wilangan : cacahe wanda (suku kata) saben sak gatra(baris).
 Guru lagu : tibané swara ing pungkasaning gatra(baris).

Sinom Laras Pelog Pathet Nem
  Nu-la-dha la-ku u-ta-ma
 Tum-mra-pe wong ta-nah Ja-wi
 Wong a-gung ing ngek-si-gan-da
 Pa-nem-ba-han Se-no-pa-ti
 Ka-pa-ti a-mar-su-di
 Su-da-ne ha-wa lan nap-su
 Pi-ne-su ta-pa bra-ta
Tan-nan-pi ing si-yang ra-tr i
 Ha-me-ma-ngun kar-ye-nak tyas-sing sa-sa-ma
- 
Guru gatra : 9-
Guru wilangan : 8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8,12-
Guru lagu : a, i, a, i, i, u, a, i, a
 8-a, 8-i, 8-a, 8-i, 7-i, 8-u,7-a, 8-i, 12-a
2.Pranata acara
Paugeraning pranatacara adicara lan pamedhar sabda
      Pranatacara ingkang asring disebat Master Of Ceremony ( MC ), pambiwara, pranata adicara, pranata titilaksana, pambyawara, utawi pranata laksitaning adicara, inttih punika paraga ingkang tinanggenah nata cara utawi acara, ingkang bakunipun, ayahanipun inggih punika nglantaraken cak-cakanipun acara utawi adicara wonten ing pepanggihan, pasamuan upacara ingkang sampun rinantam.
      Pranatacara nyepeng peranan ingkang ageng, dados punjering kawigatosan, amargi regeng, rancak, nges lan mbotenipun satunggaling adicara saperangan ageng dados tanggel jawabipun pranatacara. Saksinteno kemawon para paraga ingkang magepokan kaliyan lampahing adicara utawi pawiwahan mboten saged tumindak piyambak-piyambak menawi dereng wonten atur saking pranatacara.
    Sakjatosipun, pakaryan pranatacara mekaten sanes satunggaling pakaryan ingkang awrat / angel, awit saksintena mawon priyantun ingkang mboten nandhang tuna wicara utawi ingkang kedaling lesan mboten cetho, tamtu saged ninda’aken pakaryan pranatacara kasebat. Ananging ingkang kathah sami ajrih dhumateng tuna dungkaping basa.
       Ananging babagan punika mboten ndadosaken pepalang, amargi basa mekaten kathah sanget pacopanipun, pramila setunggal lan sanesipun priyantun saged ngginakaken basa ingkang pundi kemawon, jer leres pikajengipun cak-cakanipun, saha gampil kasuraos dening saksintena ingkang sami midhangetaken.
     Amrih jejibahan saged kasil kanthi sae, pranatacara saha pamedhar sabda kedah saged ngrengkuh sarat sarana ingkang baku, inggih punika :
·          Swara
    Kedaling lathi kedah kagladhi, supados saged langkung cetha medaling suwanten, pranatacara saha pamedhar sabda kedah saged mapanaken utawi ngginakaken swanten ingkang awrat, cekapan, utawi inggil trep kaliyan swanten iringaning gendhing ( menawi wonten ).
     Pangolahing swanten kedah wajar, cetha, tegas mboten ketawis sanget menawi kaolah ( dipun damel-damel ). Ing babagan swanten meniko, pranatacara saha pamedhar sabda kedah wigatos dhateng swaraning aksara swara ( ucapan ), langkung-langkung beda-beda mingsad-mingsudipun ing tembung lingga saha tembung andhahan.
       Wirama ( lagu ) ugi kedah kagladhi kanthi saestu supados sekeca kamirengaken, kados pundhi rindhik rikatipun, mandhap minggahipun, sampun ngantos kasesa, ananging ugi sampun ngantos nglentrek sanget. Gladhi olah swara punika kedah pikantuk kawigatosan ingkang mirungga, amargi punika dados satunggaling sarat baku kagem pranatacara saha pamedhar sabda.
·          Busana ( Ageman )
     Ajining raga gumantung busana, mila babagan busana punika ugi kedah pun gladhi saengga jejibahan pranatacara saha pamedhar sabda saged kalaksanakaken kanthi sae.Anggenipun ngadi busana kedah kajumbuhna kaliyan kaperluan wonten ing upacar punapa ingkang badhe dipun ayahi.
      Jejering pranatacar saha pamedhar sabda saged katingal ngrengreng menawi karengga swanten, raga lan busana ingkang pantes.Pangudining busana saged ngetrepaken kaliyan rupi utawin wernining busana kaliyan kulit, sareng make up, saengga katingal pantes kaliyan papan panggenan, mboten nyolok tuwin samadya kemawon.
      Wonten ing babagan mangagem busana ( ageman ) punika, saestu sae sabda pangandikan kanjeng suhunan Pakowboewana IV ingkang sampun panjenenganipun kanjeng susuhunan sabdaaken dhumateng para sentana saha karabat keratin kasunanan Surakarta Hadiningrat, inggih punika :
“ Nyandhang menganggo iku dadiya sarana hamemangun manungsa njaba njero, marmane pantesen panganggonira, trapna traping panganggon, chundukna marang kahananing badanira, wujud lan wernane jumbuhna kalawan dedeg piadeg miwah pakulitan..”
( Menggunakan Pakian itu harus jadi sarana membangun pribadi seseorang lahir dan bathin, jadi harus sesuaikanlah pakianmu, serasikan dengan keadaan, sesuaikan dengan bentuk badan waran pakaian, pilihlah yang sesuai dengan postur tubuh serta warna kulit )
     Pramila babagan busana punika kedah pun gladhi ingkang sasae-saenipun dening pranatacara saha pamedhar sabda, amrih sae kasilipun tumrap sadayanipun, langkung sae ugi kagem para pranatacara saha pamedhar sabda ing sak derengipun ngayahi jejibahan dados pranatacara saha pamedhar sabda, busana punika saenipun kedah dipun rembag kaliyan panitya, amrih hasil ingkang dipun kajadaken sae wontenipun.
·         Subasita ( Trapsila )
      Trapsila ( tata krami ) kedah pun gladhi ingkang sae, amargi trapsila ingkang kirang, sagd ngirangi kawibawanipun pranatacara saha pamedhar sabda.Solah bawa sampun ngantos kadamel-damel ( katingal dening ing asanes utawi mboten ) langkung sae bilih solah bawanipun prasaja kemawon, anteng, manteb ananging mboten kaken ( kaku ).
      Ewah-ewahanipun pasuryan ugi kedah kaudi ingkang sadaya wau sageda nggambaraken isining penggalih, ingkang lajeng jumbuh kaliyan swasana, sapertos, bilih wonten ing pawiwahan saha pahargyan, pasuryan binger sumringah lan ramah awit prastawa menika ngemu suraos suka, kabagyan, saha kabingahan.
      Wondene wonten ing sripah, pasuryan kedah mboten katingal binger sumringah, amargi punika tamtu mboten jumbuh kaliyan swasana saha raos manah kulawarga ingkang nembe nandang duka sungkawa.
·          Basa lan sastra
      Basa lan sastra ngawujudaken kabetahan ingkang baku tumrapipun priyantun ingkang nembe ngayahi tugas dados pranatacara saha pamedhar sabda. Basa ingkang kaginakaken kedah miturut tuntutaning sastra ingkang leres, pamilihing tembung ingkang lajeng dipun ronce dados ukara kedah trep, luwes, sae, wusana sekeca kapireng ing asanes.Kanthi pangertosan ingkang sae babagan basa tuwin sastra, pranatacara saha pamedhar sabda saged ndapuk mocap, tembung , ukara saha wacana kanthi leres tuwin laras.
Laras : tegesipun pranatacara saha pamedhar sabda saged ngrantam  saha mbabar titilaksana trep kaliyan kawontenan saha swasana.
Leres  : tegesipun pranatacara saha pamedhar sabda saged ngginakaken basa ingkang trep kaliyan parasastranipun.
      Ingkang menika pranatacara saha pamedhar sabda saged lumebet ing pawiyatan utawi saged maos piyambak buku-buku ingkang ngemot kawruh paramasastra kasebat.
·          Ancer – ancer pakaryan pranatacara saha pamedhar sabda.
      Supados saged pikantuk kasil pakaryan ingkang sae, kedah kagungan pathokan-pathokan kangge nindakaken pakaryan pranatacara saha pamedhar sabda punika.
Pathokan-pathokan wau inggih punika :
1.     Ing babagan basa, mugi kaginakaken basa ingkang trapsila, wijang prasaja ananging gampil katampi dening para tamu ( ingkang midangetaken ) sarta sekeca kapiarsa.
2.     Tanggap ing kawontenan, supados pahargyan saged regeng.
3.     Mangertosi rantaman-rantaman badhe tumapaking adicara kanthi permati, sarta kedah tanggap ing kawontenan.
4.     Mangertos asma-asma para paraga ing saklebeting pawiwahan kanthi jangkep sak imbuhanipun.
5.     Tansah sesambetan kaliyan kadang pranata pita swara, supados nyamektakaken gendhing-gendhing ingkang jumbuh kaliyan lelampahaning adicara.
6.     Tansah sesambetan kaliyan poranparaning pawiwahan ( ketua panitia ) supados enggal mangertosi mbok bilih wonten ewah-ewahan adicara.
7.     Trengginas mutusaken samukawis murih pawiwahan mboten katingal kisruh.



3.Wayang
Asal Usul
Prabu Pandu Dewanata mempunyai dua orang isteri yaitu Dewi Kuntitalibrata dengan Dewi Madrim. Prabu Pandu adalah putra Raden Abiyasa raja dari Astina, sedangkan Dewi Kuntitalibrata adalah putri dari Prabu Kuntibojo raja Mandura, dan Dewi Madrim adalah putri dari Prabu Mandrapati raja Mandraka.
Dari perkawinan Pandu dengan Kunti menghasilkan 3 putra yaitu: Puntadewa, Bratasena dan Arjuna, sedangkan dari perkawinannya dengan Madrim menghasilkan 2 putra, yaitu: Nakula dan Sadewa, yang dilahirkan kembar. Tetapi kedua anak kembar ini mulai kecil diasuh oleh ibu Kunti karena ditinggal mati ayah dan ibunya (Madrim).
.
Kelima anak Prabu Pandu itulah yang disebut dengan PANDAWA
1. PUNTADEWA.
adalah raja negara Amarta atau Indrapasta. Setelah perang Baratayuda Puntadewa menjadi raja Astina yang bergelar Prabu Kalimataya. Nama lain yang dipakai adalah: Darmawangsa, Darmakusuma, Kantakapura, Gunatalikrama, Yudistira, Sami Aji (sebutan dari Prabu Kresna). Sifatnya: jujur, sabar, hatinya suci, berbudi luhur, suka menolong sesama, mencintai orang tua serta melindungi saudara-saudaranya.
Pusakanya bernama: Jamus Kalimasada, yang mempunyai kekuatan sebagai perlindungan dan petunjuk pada kebenaran serta kesejahteraan. Mempunyai dua isteri yaitu: Dewi Drupadi dan Dwi Kuntulwilaten.
2. BRATASENA.
Setelah dewasa bernama Werkudara. adalah ksatria Jodipati dan Tunggulpamenang. Pernah menjadi raja di Gilingwesi, dengan gelar Prabu Tuguwasesa. Nama lain yang dipakai adalah: Bima, Bayusutu, Dandun Wacana, Kusuma Waligita. Sifatnya: jujur, tidak sombong, jiwanya suci, sangat patuh kepada guru-gurunya (terutama dengan Dewa Ruci), mencintai ibunya serta menjaga saudara-saudaranya. Bila berperang semboyannya adalah menang, bila kalah berarti mati. Bratasena adalah merupakan suri tauladan kehidupan dengan sifat yang jujur dan jiwanya suci.
Pusakanya adalah: Kuku Pancanaka di tangan kanan dan kiri sangat ampuh, sangat kuat dan tajam. Selain kuku pancanaka Werkudara juga mempunyai kekuatan angin (lima
 kekuatan angin), serta dapat membongkar gunung. Mempunyai dua permaisuri yaitu: Arimbi dan Nagagini. Dengan Arimbi mendapatkan putra bernama Gatotkaca, yang dapat terbang tanpa sayap. Dari perkawinannya dengan Nagagini memperoleh putra bernama Antasena yang dapat masuk ke dalam bumi dan menguasai samodra. Bratasena pada waktu lahir dalam keadaan bungkus. Yang menyobek bungkus tersebut adalah Gajah Situ Seno. Pada waktu itu Gajah Situ Seno masuk ke dalam tubuh Bratasena, sehingga mempunyai kekuatan luar biasa dan bisa menyobek bungkus tersebut.
3. ARJUNA.
adalah ksatria Madukara, juga menjadi raja di Tinjomoya. Nama lain yang dipakai sangat banyak, antara lain: Janaka, Parta, Panduputra, Kumbawali, Margana, Kuntadi, Indratanaya, Prabu Kariti, Palgunadi, Dananjaya. Sifatnya: Suka menolong sesama, gemar bertapa, cerdik dan pandai, ahli dibidang kebudayaan dan kesenian.
Arjuna adalah ksatria yang sakti mandraguna, kekasih para Dewa, ia adalah titisan Dewa Wisnu. Istri Arjuna banyak sekali, ia dijuluki lelananging jagad, parasnya sangat tampan dan tidak ada tandingannya. Permaisurinya di arcapada adalah Wara Sumbadra dan Wara Srikandi. Selain itu masih banyak lagi istri-istrinya antara lain: Rarasati, Sulastri, Gandawati, Ulupi, Maeswara, dsbnya.
Permaisuri di kahyangan antara lain Dewi Supraba, Dewi Dersanala pada bidadari di Tinjomaya. Arjuna berjiwa ksatria, berjiwa luhur, suka menolong, serta kesayangan para Dewa. Tetapi ada kelemahan yang tidak boleh diteladani dan ditrapkan pada jaman sekarang yaitu beristri banyak.
4. NAKULA.
adalah anak ke empat Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Madrim yang lahir kembar dengan Sadewa. Ayah dan ibunya (Madrim) meninggal pada waktu si kembar masih kecil, oleh karena itu sejak kecil mereka diasuh oleh ibu Kunti dengan tidak membedakan antara satu dengan lainnya.
Setelah perang Bratajuda Nakula dan Sadewa menjadi raja di Mandraka dengan Sadewa. Nama lain adalah Raden Pinten. Nakula adalah ahli dalam bidang Pertanian. Pada waktu perang Baratayuda, Nakula dan Sadewa yang bisa meluluhkan hati Prabu Salya (dari pi- hak Kurawa). Sebab Prabu Salya adalah saudara Dewi Madrim, selain itu sebenarnya dalam hatinya memihak pada kebenaran yaitu Pandawa. Akhirnya Prabu Salya memberitahukan kepada Nakula dan Sadewa bahwa yang bisa mengalahkannya hanyalah Puntadewa, karena Puntadewa berdarah putih.
5. SADEWA.
adalah anak kelima Prabu Pandu dengan Madrim, dilahirkan kembar dengan Nakula. Setelah perang Baratayuda Sadewa menjadi raja dengan Nakula di Mandraka. Nama kecil Sadewa adalah raden Tangsen. Sadewa adalah ahli dalam bidang peternakan.
Ia kawin dengan Endang Sadarmi, anak Bagawan Tembangpetra dari Pertapaan Parangalas, dan mempunyai putra bernama Sabekti.

BAB IV Wirausaha Pengolahan Modifikasi Pangan Khas Daerah Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, si...