Penulis
: Benidiktus Sihotang, STP
Tanah
adalah salah suatu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang
terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik,
kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya.
Seperti
kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia dan hewan hidup
dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi
sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah. Oleh sebab
itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap
dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya
pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun sebagian besar akibat kegiatan
manusia juga.
Meningkatnya
kegiatan produksi biomassa (tanaman yang dihasilkan kegiatan pertanian,
perkebunan dan hutan tanaman) yang memanfaatkan tanah yang tak terkendali
dapat mengakibatkan kerusakan tanah untuk produksi biomassa, sehingga
menurunkan mutu serta fungsi tanah yang pada akhirnya dapat mengancam
kelangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Beberapa
indikator yang memprihatinkan hasil evaluasi perkembangan kegiatan pertanian
hingga saat ini, yaitu : (1) tingkat produktivitas lahan menurun, (2) tingkat
kesuburan lahan merosot, (3) konversi lahan pertanian semakin meningkat, (4)
luas dan kualitas lahan kritis semakin meluas, (5) tingkat pencemaran dan
kerusakan lingkungan pertanian meningkat, (6) daya dukung likungan merosot,
(7) tingkat pengangguran di pedesaan meningkat, (8) daya tukar petani
berkurang, (9) penghasilan dan kesejahteraan keluarga petani menurun, (10)
kesenjangan antar kelompok masyarakat meningkat.
PENYEBAB
KERUSAKAN TANAH PERTANIAN
Kerusakan
Tanah Pertanian Akibat Erosi
Penggunaan
lahan diatas daya dukungnya tanpa diimbangi dengan upaya konservasi dan
perbaikan kondisi lahan akan menyebabkan degradasi lahan. Lahan di daerah
hulu dengan lereng curam yang hanya sesuai untuk hutan, apabila mengalami
alih fungsi menjadi lahan pertanian tanaman semusim akan rentan terhadap
bencana erosi dan atau tanah longsor. Perubahan penggunaan lahan miring dari
vegetasi permanen (hutan) menjadi lahan pertanian intensif menyebabkan tanah
menjadi lebih mudah terdegradasi oleh erosi tanah. Praktek penebangan dan
perusakan hutan (deforesterisasi) merupakan penyebab utama terjadinya erosi
di kawasan daerah aliran sungai (DAS).
Penurunan
produktivitas usaha tani secara langsung akan diikuti oleh penurunan
pendapatan petani dan kesejahteraan petani. Disamping menyebabkan
ketidak-berlanjutan usaha tani di wilayah hulu, kegiatan usaha tani tersebut
juga menyebabkan kerusakan sumber daya lahan dan lingkungan di wilayah hilir,
yang akan menyebabkan ketidak-berlanjutan beberapa kegiatan usaha ekonomi produktif
di wilayah hilir akibat terjadinya pengendapan sedimen, kerusakan sarana
irigasi, bahaya banjir dimusim penghujan dan kekeringan dimusim kemarau.
Pencemaran
Agrokimia pada Tanah Pertanian
Tingkat
pencemaran dan kerusakan lingkungan di lingkungan pertanian dapat disebabkan
karena penggunaan agrokimia (pupuk dan pestisida) yang tidak proporsional.
Dampak
negatif dari penggunaan agrokimia antara lain berupa pencemaran air, tanah,
dan hasil pertanian, gangguan kesehatan petani, menurunnya keanekaragaman
hayati, ketidak berdayaan petani dalam pengadaan bibit, pupuk kimia dan dalam
menentukan komoditas yang akan ditanam.
Penggunaan
pestisida yang berlebih dalam kurun yang panjang, akan berdampak pada
kehidupan dan keberadaan musuh alami hama dan penyakit, dan juga berdampak
pada kehidupan biota tanah. Hal ini menyebabkan terjadinya ledakan hama
penyakit dan degradasi biota tanah.
Penggunaan
pupuk kimia yang berkonsentrasi tinggi dan dengan dosis yang tinggi dalam
kurun waktu yang panjang menyebabkan terjadinya kemerosotan kesuburan tanah
karena terjadi ketimpangan hara atau kekurangan hara lain, dan semakin
merosotnya kandungan bahan organik tanah.Penanaman varietas padi unggul
secara mono cultur tanpa adanya pergiliran tanaman, akan mempercepat
terjadinya pengurasan hara sejenis dalam jumlah tinggi dalam kurun waktu yang
pendek. Hal ini kalau dibiarkan terus menerus tidak menutup kemungkinan
terjadinya defisiensi atau kekurangan unsur hara tertentu dalam tanah.Akibat
dari ditinggalkannya penggunaan pupuk organik berdampak pada penyusutan
kandungan bahan organik tanah. Sistem pertanian bisa menjadi sustainable
(berkelanjutan) jika kandungan bahan organik tanah lebih dari 2%. Bahan
organik tanah disamping memberikan unsur hara tanaman yang lengkap juga akan
memperbaiki struktur tanah, sehingga tanah akan semakin remah. Namun jika
penambahan bahan organik tidak diberikan dalam jangka panjang kesuburan
fisiknya akan semakin menurun.
Pencemaran
Industri
Pencemaran
dan kerusakan lingkungan di lingkungan pertanian dapat juga disebabkan karena
kegiatan industri. Pengembangan sektor industri akan berpotensi menimbulkan
dampak negatip terhadap lingkungan pertanian kita, dikarenakan adanya limbah
cair, gas dan padatan yang asing bagi lingkungan pertanian. Dampak yang
ditimbulkan dapat berupa gas buang seperti belerang dioksida (SO2) akan
menyebabkan terjadinya hujan asam dan akan merusak lahan pertanian. Disamping
itu, adanya limbah cair dengan kandungan logam berat beracun (Pb, Ni, Cd, Hg)
akan menyebabkan degradasi lahan pertanian dan terjadinya pencemaran dakhil.
Limbah cair ini apa bila masuk ke badan air pengairan, dampak negatifnya akan
meluas sebarannya. Penggalakan terhadap program kali bersih dan langit biru
perlu dilakukan, dan penerapan sangsi bagi pengusaha yang mengotori tanah,
air dan udara.
Pertambangan
dan Galian C
Usaha
pertambangan besar sering dilakukan diatas lahan yang subur atau hutan yang
permanen. Dampak negatif pertambangan dapat berupa rusaknya permukaan bekas penambangan
yang tidak teratur, hilangnya lapisan tanah yang subur, dan sisa ekstraksi
(tailing) yang akan berpengaruh pada reaksi tanah dan komposisi tanah. Sisa
ektraksi ini bisa bereaksi sangat asam atau sangat basa, sehingga akan
berpengaruh pada degradasi kesuburan tanah.Semakin meningkatnya kebutuhan
akan bahan bangunan terutama batu bata dan genteng, akan menyebabkan
kebutuhan tanah galian juga semakin banyak (galian C). Tanah untuk pembuatan
batu bata dan genteng lebih cocok pada tanah tanah yang subur yang produktif.
Dengan dipicu dari rendahnya tingkat keuntungan berusaha tani dan besarnya
resiko kegagalan, menyebabkan lahan-lahan pertanian banyak digunakan untuk
pembuatan batu bata, genteng dan tembikar. Penggalian tanah sawah untuk
galian C disamping akan merusak tata air pengairan (irigasi dan drainase)
juga akan terjadi kehilangan lapisan tanah bagian atas (top soil) yang
relatif lebih subur, dan meninggalkan lapisan tanah bawahan (sub soil) yang
kurang subur, sehingga lahan sawah akan menjadi tidak produktif.
Alih
fungsi lahan
Konversi
lahan pertanian yang semakin meningkat akhir-akhir ini merupakan salah satu
ancaman terhadap keberlanjutan pertanian. Salah satu pemicu alih fungsi lahan
pertanian ke penggunaan lain adalah rendahnya isentif bagi petani dalam
berusaha tani dan tingkat keuntungan berusahatani relatif rendah. Selain itu,
usaha pertanian dihadapkan pada berbagai masalah yang sulit diprediksi dan
mahalnya biaya pengendalian seperti cuaca, hama dan penyakit, tidak
tersedianya sarana produksi dan pemasaran. Alih fungsi lahan banyak terjadi
justru pada lahan pertanian yang mempunyai produktivitas tinggi menjadi lahan
non-pertanian. Alih guna lahan sawah ke areal pemukiman dan industri sangat
berpengaruh pada ketersedian lahan pertanian, dan ketersediaan pangan serta
fungsi lainnya.
KONSEP
PERTANIAN BERKELANJUTAN
Pembangunan
berkelanjutan didefinisikan sebagai “pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa
sekarang tanpa mengorbankan kesanggupan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka”.Pertanian Berkelanjutan adalah keberhasilan dalam mengelola
sumberdaya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia,
sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta
konservasi sumberdaya alam. Pertanian berwawasan lingkungan selalu
memperhatikan nasabah tanah, air, manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan
dan kesehatan. Sedang tujuan pertanian yang berwawasan lingkungan adalah
mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah; meningkatkan dan
mempertahankan basil pada aras yang optimal; mempertahankan dan meningkatkan
keanekaragaman hayati dan ekosistem; dan yang lebih penting untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan penduduk dan makhluk hidup lainnya.
Sistem pertanian berkelanjutan harus dievaluasi berdasarkan pertimbangan
beberapa kriteria, antara lain:
Suatu
konsensus telah dikembangkan untuk mengantisipasi pertanian berkelanjutan.
Sistem produksi yang dikembangkan berasaskan LEISA (Low External Input
Sustainable Agriculture) yang kalau diterjemahkan sebagai (Pertanian
Berkelanjutan/Lestari, Masukan Dari Luar Usahatani Rendah). Konsep ini dapat
dijabarkan menjadi beberapa rakitan operasional, antara lain: meningkatkan
produktivitas, melaksanakan konservasi energi dan sumberdaya alam, mencegah
terjadinya erosi dan membatasi kehilangan unsur hara, meningkatkan keuntungan
usahatani, memantapkan dan ketenlanjutan konservasi serta sistem produksi
pertanian.
Konservasi
merupakan faktor yang penting dalam pertanian berwawasan lingkungan.
Konservasi sumberdaya terbarukan berarti sumberdaya tersebut harus dapat
difungsikan secara berkelanjutan (continous). Sekarang kita sudah mulai sadar
tentang potensi teknologi, kerapuhan lingkungan, dan kemampuan budi daya
manusia untuk merusak lingkungan tersebut. Suatu hal yang perlu dicatat bahwa
ketersediaan sumberdaya adalah terbatas.
Pada
dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi hidrologis, menjaga kelestarian sumber air, meningkatkan
sumber daya alam serta memperbaiki kualitas lingkungan hidup yang pada
gilirannya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui usaha
tani yang berkelanjutan.
Pola
usaha tani konservasi merupakan suatu bentuk pengusahaan lahan yang
mengkombinasikan teknik konservasi secara mekanik/sipil teknik, vegetatif
maupun kimiawi .
Metode
mekanik/sipil teknik, suatu bentuk metode konservasi tanah dengan menggunakan
sarana fisik (tanah, batu dan lain-lain ) sebagai sarana bangunan konservasi
tanah. Metode ini berfungsi untuk: a). memperlambat aliran permukaan, b).
menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak
merusak.
Beberapa
cara yang diajurkan: (1) pengolahan tanah minimum, (2) pengolahan tanah
menurut kontur, (3) pembuatan guludan dan teras, (4) pembuatan terjunan air,
(5) pembuatan rorak / saluran buntu.
Metode
Vegetatif: suatu metode konservasi tanah dengan menggunakan tanaman atau
tumbuhan dan seresah untuk mengurangi daya rusak hujan yang jatuh, mengurangi
jumlah dan daya rusak aliran permukaan erosi. Metode ini berfungsi :
Beberapa
cara yang digunakan: sistem pertanaman lorong, strip rumput, tanaman penutup
tanah, teras gulud, teras bangku, rorak, embung, mulsa, dan dam parit.
Sedangkan
metode kimia dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah melalui pemberian
bahan kimia tanah (soil Conditioner).
PERTANIAN
ORGANIK
Pertanian
ramah lingkungan salah satunya adalah dengan menerapkan pertanian organik.
Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang menghindari
penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik, menekan
pencemaran udara, tanah, dan air. Di sisi lain, Pertanian organik
meningkatkan kesehatan dan produktivitas di antara flora, fauna dan manusia.
Penggunaan masukan di luar pertanian yang menyebabkan degradasi sumber daya
alam tidak dapat dikategorikan sebagai pertanian organik. Sebailknya, sistem
pertanian yang tidak menggunakan masukan dari luar, namun mengikuti aturan
pertanian organik dapat masuk dalam kelompok pertanian organik, meskipun
agro-ekosistemnya tidak mendapat sertifikasi organik. Bila kita sepenuhnya
mengacu kepada terminologi (pertanian organik natural) ini tentunya sangatlah
sulit bagi petani untuk menerapkannya, oleh karena itu pilihan yang dilakukan
adalah melakukan pertanian organik regenaratif, yaitu pertanian dengan
perinsip pertanian disertai dengan pengembalian ke alam masukan-masukan yang
berasal dari bahan organik.
Pengelolaan
pertanian yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya
alam secara optimal, lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi
mendatang. Pemilihan komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci
dalam pelaksanaan pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang
menguntungkan secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya,
dan dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis
dan menguntungkan secara ekonomis.
Beberapa
perinsip dasar yang perlu diperhatikan adalah: (1) pemanfaatan sumberdaya
alam untuk pengembangan agribisnis hortikultura (terutama lahan dan air)
secara lestari sesuai dengan kemampuan dan daya dukung alam, (2) proses
produksi atau kegiatan usahatani itu sendiri dilakukan secara akrab
lingkungan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dan eksternalitas pada
masyarakat, (3) penanganan dan pengolahan hasil, distribusi dan pemasaran,
serta pemanfaatan produk tidak menimbulkan masalah pada lingkungan (limbah
dan sampah), (4) produk yang dihasilkan harus menguntungkan secara bisnis,
memenuhi preferensi konsumen dan aman konsumsi. Keadaan dan perkembangan
permintaan dan pasar merupakan acuan dalam agribisnis hortikultura ini.
Pertanian
Organik Modern
Beberapa
tahun terakhir, pertanian organik modern masuk dalam sistem pertanian
Indonesia secara sporadis dan kecil-kecilan. Pertanian organik modern
berkembang memproduksi bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan sistem
produksi yang ramah lingkungan. Tetapi secara umum konsep pertanian organik
modern belum banyak dikenal dan masih banyak dipertanyakan. Penekanan
sementara ini lebih kepada meninggalkan pemakaian pestisida sintetis. Dengan
makin berkembangnya pengetahuan dan teknologi kesehatan, lingkungan hidup,
mikrobiologi, kimia, molekuler biologi, biokimia dan lain-lain, pertanian
organik terus berkembang.
Dalam
sistem pertanian organik modern diperlukan standar mutu dan ini diberlakukan
oleh negara-negara pengimpor dengan sangat ketat. Sering satu produk
pertanian organik harus dikembalikan ke negara pengekspor termasuk ke
Indonesia karena masih ditemukan kandungan residu pestisida maupun bahan
kimia lainnya.
Banyaknya
produk-produk yang mengklaim sebagai produk pertanian organik yang tidak
disertifikasi membuat keraguan di pihak konsumen. Sertifikasi produk
pertanian organik dapat dibagi menjadi dua kriteria yaitu:
Beberapa
komoditas prospektif yang dapat dikembangkan dengan sistem pertanian organik
di Indonesia antara lain tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, tanaman
rempah dan obat, serta peternakan. Menghadapi era perdagangan bebas pada
tahun 2010 mendatang diharapkan pertanian organik Indonesia sudah dapat
mengekspor produknya ke pasar internasional. Komoditas pertanian organik yang
akan dikembangkan dan memiliki potensi pasar yang baik, yaitu: hortikultura
sayuran (brokoli, kubis merah, petsai, caisin, cho putih, kubis tunas, bayam
daun, labu siyam, oyong dan baligo. Buah: nangka, durian, salak, mangga,
jeruk dan manggis), perkebunan (kelapa, pala, jambu mete, cengkeh, lada,
vanili dan kopi), rempah dan obat (Jahe, kunyit, temulawak, dan temu-temuan
lainnya), dan peternakan (susu, telur dan daging). **
Sumber : www.benss.co.cc
|
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) atau ICT (Information and Communication Technology)
Kamis, 24 Oktober 2013
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan dengan Pertanian Organik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
CONTOH SOAL KELAS 12 MAPEL INFORMATIKA DAN TIK SAS 1 2024_2025
CONTOH SOAL KELAS 12 SAS 1 MAPEL INFORMATIKA DAN TIK TAHUN PELAJARAN 2024/2025 PILIH JAWABAN YANG PALING BENAR Dibawah ini yang tida...
-
CONTOH SOAL KELAS 12 SAS 1 MAPEL INFORMATIKA DAN TIK TAHUN PELAJARAN 2024/2025 PILIH JAWABAN YANG PALING BENAR Dibawah ini yang tida...
-
CONTOH SOAL KELAS 11 SAS 1 MAPEL INFORMATIKA DAN TIK TAHUN PELAJARAN 2024/2025 A. PILIH JAWABAN YANG PALING BENAR 1. Dalam dunia pen...
2 komentar:
ini yang saya cari2 kang..
thanks kang..
Thank's gan infonya !!!
www.bisnistiket.co.id
Posting Komentar